Ratusan Siswa Kelompok Belajar (Kejar)
paket A,B dan C di sejumlah kecamatan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau harus kecewa karena tidak lulus ujian paket yang dilaksanakan bulan
April dan Juli lalu.
Ratusan siswa itu merasa tertipu dengan
oknum guru dan tenaga pengajar Depdiknas. Pasalnya, mereka mengaku sudah
membayar uang tambahan Rp 200 ribu per orang di luar biaya pendidikan
paket, tetap saja ratusan siswa itu tak lulus.
"Ada sekitar 500 orang, kami disuruh
bayar lagi Rp 200 ribu per orang oleh tenaga pengajar paket, agar kami
lulus, tapi pengumuman empat hari lalu, kami tetap tak lulus," ujar
Febri salah satu siswa paket C yang tak lulus saat ikut ujian paket di
SMAN 5 Batam di Sagulung.
Malah, kata Febri pungutan uang jaminan
kelulusan itu dipaksakan oleh sejumlah tenaga pengajar kelas paket.
"Jika tak bayar kami diancam tak lulus. Makanya kami terpaksa bayar tapi
tak lulus juga," ujar Febri lagi.
Karena takut tidak lulus ujian paket,
ratusan siswa paket akhirnya membayar uang jaminan kelulusan itu. Namun
apesnya itu tak juga berhasil. Bahkan bulan Juli kemarin sempat diadakan
ujian susulan, namun tetap juga tak lulus.
"Ujian pertama bulan April lalu, kami
tak lulus, bulan Juli ujian lagi dan dijanjikan pasti lulus tapi
hasilnya sama saja, yang lulus malah sebagian orang yang bayar lebih
dari Rp 500 ribu," ujar rekan Febri yang lainnya di wilayah Sagulung.
Sebenarnya para peserta paket ini ingin
protes namun mereka takut nama mereka diblack list. Karena mereka memang
sangat menginginkan ijazah paket baik untuk bekerja maupun lanjut
kuliah.
Di Batam memang ada sejumlah sekolah
pakte program diknas. Di antaranya di wilayah Sagulung, Batamcenter dan
Sekupang. Lokasi ujian dilakukan di tiga tempat yang ditentukan.
"Kalau di sagulung ujia di SMAN 5 kemarin, nggak tahu kalau di Batamcenter dan Sekupang," kata Febri.
Febri sendiri sebenarnya ingin melaporkan kasus penipuan ini ke pihak
berwajib namun dia takut tak bisa ikut pendidikan paket itu lagi.
"Biar diberitakan aja dulu pak, supaya
pemerintah dan instansi terkait bisa mengecek kebenaran apa tujuan
mengutip uang sebesar Rp200 ribu itu. Di Batam ini ada sekitar 2000
orang yang ikut paket dan yang lulus hanya sekitar 500 orang. Jadi
kemana uang yang sisanya itu?," tanya Febri.