Anggota tim penyusun Kurikulum 2013, Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Prof Dr Tri Marhaeni Puji Astuti MHum mengemukakan, kurikulum baru wajib dilaksanakan tahun ini lantaran telah menjadi kebijakan nasional.
Namun, menurut pakar di bidang antropologi itu, tetap tidak menutup kemungkinan dievaluasi bila kurikulum dirasa kurang.
Hal itu dikemukakan Tri Marhaeni usai menjadi pembicara dalam seminar nasional Guru Sosiologi SMA/MA yang diadakan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes, Sabtu (14/9).
''Kurikulum harus dilaksanakan terlebih dulu, karena ini sudah menjadi kebijakan nasional. Kalau kemudian muncul kekurangan masih bisa dilakukan evaluasi,íítutur guru besar FIS Unnes tersebut.
Dia mengatakan, kurikulum baru menuntut guru dan siswa aktif. Artinya, mereka sekarang tak semata-mata belajar dari yang tertera di buku, namun juga mesti melaksanakan observasi lapangan.
Kompetensi
Dalam pembelajaran Sosiologi misalnya, guru bisa mengajak siswa-siswi menengok kondisi sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitar. ''Karena Sosiologi mengajari siswa mencermati perilaku kelompok, grup atau lainnya, maka guru bisa saja mendekatkan siswa pada mereka. Cari kelompok atau grup yang paling dekat dengan lokasi sekolah, kemudian cermati dan pelajari,'' tutur Prof Tri.
Kurikulum baru bertumpu pada pembentukan kompetensi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum ini juga menyandarkan pencapaian proses yang dilakukan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Prof Tri Marhaeni menjelaskan metode pembelajaran ini akan mendorong pembentukan karakter anak bangsa. Kurikulum 2013 dipersiapkan dengan sistem pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah.
''Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah jelas lebih efektif dengan model tradisional. Pendekatan ilmiah mengutamakan pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, hingga penjelasan tentang suatu kebenaran,'' ujarnya.
Dalam seminar kemarin beberapa guru mengaku masih berkeberatan dengan pelaksanaan kurikulum baru. Mereka merasa terkendala dengan penerapan metode pendekatan ilmiah dan kualitas guru yang belum merata. Apalagi Kurikulum 2013 menekankan perubahan sistem pembelajaran menjadi tematik integratif.