Pemerintah melihat potensi keolahragaan pada generasi muda yang dapat dikembangkan dengan pembinaan dan pendidikan yang tepat. Atas dasar itulah, pemerintah berencana membangun sekolah keberbakatan olahraga di masing-masing provinsi. ”Saat ini sekolah keberbakatan olahraga baru ada di tiga provinsi, yakni Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Padahal, masih banyak putera-puteri daerah yang memiliki bakat dan prestasi di bidang olahraga dan perlu mendapat pembinaan lebih lanjut,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemdikbud, Hamid Muhammad, di Permata Insani Islamic School, Tangerang, Banten, baru-baru ini.
Dia mengemukakan, pembangunan sekolah keberbakatan tersebut akan dimulai tahun ini dan dilakukan secara bertahap. Kelas-kelas olahraga dalam sekolah tersebut lebih ditekankan kepada bidang yang memiliki potensi besar bagi Indonesia untuk ke depan, seperti bulu tangkis, sepak bola, bela diri, dan atletik. ”Kami harap dapat dimulai tahun ini dan minimal satu provinsi satu sekolah,” tuturnya.
Diharapkan dengan adanya sekolah keberbakatan olahraga, minat dan bakat peserta didik terhadap olahraga dapat terus tergali. Dengan demikian, Indonesia mampu melahirkan atlet-atlet muda profesional yang dapat bersaing di ajang internasional. ”Dari sini bibit-bibit yang ada dapat terus terasah, sehingga kita bisa berkesinambungan menciptakan atlet muda melalui jalur pendidikan yang tepat,” kata Hamid.
Terkait dengan pelatih maupun guru olahraga, diharapkan ada peran dari perguruan tinggi, khususnya LPTK dan Fakultas Keolahragaan. ”Dengan demikian, ada kesinambungan antara jumlah calon guru dengan sekolah seperti ini,” imbuhnya. Dia mengatakan, salah satu cabang olahraga yang harus dilestarikan adalah pencak silat. Seni bela diri pencak silat merupakan karya asli budaya Indonesia. ”Tidak hanya di daerah atau nasional, pencak silat sekarang sudah merambah ke Asia bahkan Eropa,” ujarnya.
Ke depan diharapkan akan terjadi sinergi yang lebih baik antarkementerian dan lembaga terkait. Hal itu sebagai langkah nyata untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas. ”Ketika ada anak didik yang berprestasi, menjadi tanggung jawab pemerintah dan daerah untuk memberikan akses yang lebih. Misalnya, berprestasi bidang olahraga, kita bisa ajukan ke KONI atau Kemenpora untuk dididik dan mendapat pembinaan menjadi calon-calon atlet profesional,” tutur mantan Dirjen Dikmen itu.
Direktur Pembinaan SMP, Kemdikbud, Didik Suhardi menambahkan, sejak lima tahun lalu jenjang SMP memiliki kelas olahraga. Adapun tujuannya sebagai pembibitan siswa-siswa yang memiliki bakat dan minat terhadap olahraga. ”SMP itu filosofinya adalah pembibitan. Karena itu, olahraga wajibnya adalah atletik, karena atletik merupakan induk dari seluruh olahraga,” ungkapnya.
Hingga saat ini jenjang SMP sudah memiliki 280 kelas olahraga. ”Dengan demikian, ada pembinaan yng berkesinambungan,” kata Didik.