Ratusan pelajar SMK Bina Taruna (Bintar) Purwakarta menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Ibrahim Singadilaga Sukarata, Rabu (13/11). Mereka menuntut agar baju seragam khas Bintar yang berwarna biru digunakan kembali dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sehari-hari.
Aksi ini dipicu pernyataan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi beberapa bulan lalu yang mengintruksikan kepada seluruh SMK di Purwakarta agar baju seragam khasnya tidak digunakan lagi dan diharuskan lagi mengenakan seragam putih abu. Bahkan dirapatkan dengan Komisi IV dan ada juga unsur kepolisian yang hadir.
Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi agar tawuran antar pelajar SMK tidak semakin menjadi-jadi. Namun, tidak semua SMK yang melaksanakan perintah tersebut.
Kepala SMK Bintar, H. Rd Kusumanagara SH, MMPd mengatakan, intinya para pelajar ingin seragam khas Bintar diadakan kembali, karena seragam tersebut sudah menjadi karakter Bintar.
“Mereka merasa bangga kalau pakai seragam biru khas Bintar. Maka dari itu mereka menuntut ke pihak sekolah untuk diberlakukan kembali seragam tersebut,” kata Kusumanagara kepada Pasundan Ekspres.
Menurut Kusumanagara, para pelajar pun kecewa karena yang melaksanakan perintah bupati untuk tidak menggunakan seragam khas hanya Bintar saja. “Sedangkan SMK lain masih menggunakan seragam khasnya. Ya, pelajar Bintar merasa dianaktirikan,” jelasnya.
Akhirnya, kata Kusumanagara, pihak sekolah mempersilahkan kembali para siswa untuk mengenakan seragam khas Bintar yang berwarna biru. “Tapi untuk hari Jumat saja. Dan para pelajar pun sepakat,” katanya.
Kusumanagara pun apresiasi atas gerakan para muridnya tersebut. Baginya aksi yang dilakukan pelajar SMK Bintar konstruktif. “Itu memang yang diajarkan oleh kami. Yaitu menciptakan siswa yang kritis. Hal ini menunjukkan kekompakan dan kecintaan mereka terhadap sekolah. Barangkali dalam sejarah 16 tahun Bintar berdiri, baru kali ini ada pelajar yang melakukan aksi demonstrasi,” lanjutnya.
Namun, tambah dia, ada sedikit kekecewaan juga kenapa aksinya di tempat umum dan tidak di sekolahan. Dan yang membuat kaget pihak sekolah, aksi tersebut spontan dan tidak ada komunikasi terlebih dahulu. “Tapi tidak apa. Yang penting setelah keinginannya terpenuhi mereka bisa disiplin dan rajin belajar,” ungkapnya.
Aksi tersebut terjadi di tempat umum karena angkutan umum yang ditumpangi para pejalar SMK Bintar tersebut diberhentikan di Sukarata khawatir bentrok dengan demo buruh. “Itu informasi yang kami dapat. Mungkin awalnya di sekolah karena ada demo buruh jadi diberhentikan di sini,” kata Kusumanagara.
Sementara itu, salah seorang siswa SMK Bintar yang tidak mau dikorankan namanya merasa bersyukur karena keinginannya diapirmasi. “Alhamdulillah akhirnya kami pakai seragam kesayangan kami lagi,” ujarnya.