Asosiasi Perguruan Tinggi Kesehatan (Aptikes) Jawa Tengah melakukan kerja sama dengan 13 perguruan tinggi (PT) di Filipina, belum lama ini. Kerja sama tersebut terkait dengan pengiriman dosen untuk studi lanjut di negara tersebut.
Ketua Aptikes Jateng Edy Wuryanto mengatakan, kerja sama ini sebagai upaya percepatan pengembangan perguruan tinggi kesehatan di Jateng. Selain itu, juga dalam rangka memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
''Karena itu, pada Oktober mendatang, 100 dosen PTS kesehatan di Jateng akan melakukan studi lanjut di Filipina. Untuk tahap pertama, 50 dosen akan berangkat terlebih dahulu, sedangkan 50 dosen lainnya menjalani pemenuhan persyaratan terlebih dahulu, seperti International English Language Testing System (IELTS),'' kata Edy, seaat setelah menyerahkan dokumen kerja sama (MoU) antara 34 PTS kesehatan wilayah Jawa Tengah dan 13 institusi pendidikan dari Filipina, akhir pekan lalu.
Akreditasi Internasional
Proses seleksi dosen yang akan berangkat di karantina dilakukan oleh pihak perguruan tinggi Filipina. Beberapa tempat ditunjuk untuk proses tersebut, di antaranya Stikes Karya Husada, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Stikes Harapan Bangsa.
Kemudian setelah lulus seleksi, para dosen itu akan mengikuti studi lanjut di PT Filipina, yaitu di St Thomas University, Arellano Universitu, St Dominico Savio, Emlio Aquinaldo College, Centro Escolar University, Olyvares University, San Gabriel Arcangel, Philippin Women University, Trinity University of Asia, Lady of Fatima College, St Paul University, Manila Centra University, dan Makati University.
Edy menambahkan, pemilihan kerja sama internasional dengan pihak Filipina karena sebagian besar perguruan tinggi kesehatan, khususnya bidang keperawatan, di negeri itu sudah terakreditasi internasional. Karena itu, lulusannya terserap di beberapa negara maju, termasuk Timur Tengah.
"Program kerja sama yang dilakukan Aptikes Jateng dengan perguruan tinggi di Filipina ini tidak lepas dari peran Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah sebagai fasilitator ke Ditjen Dikti untuk perolehan beasiswa. Selaiin itu, juga peran Atase KBRI Filipina yang mendukung program tersebut,'' tandas Edy Wuryanto.